Senin, 29 Maret 2010
Sejarah Kebudayaan
SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA
(JAMAN PRASEJARAH SAMPAI DENGAN JAMAN PERUNGGU)
Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang erat dan tak mungkin dipisahkan.Ada manusia berarti ada kebudayaan. Tidak ada kebudayaan tanpa pendukungnya, yaitu manusia. Untuk melangsungkan kebudayaan pendukungnya harus lebih dari satu orang, bahkan harus lebih dari satu generasi. Dengan kata lain kebudayaan harus diteruskan kepada orang lain dan kepada anak cucu serta keturunan selanjutnya termasuk anak didik kita.
1. Apakah Sejarah ?
Setiap rakyat di dunia ini mempunyai sejarah. Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai mahkluk bermasyarakat yang terjadi pada masa lampau. Sejarah berarti pula kisah mengenai segala peristiwa yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa tersebut. Peninggalan-peninggalan itu disebut sumber sejarah. Ilmu yang mempelajari sumber-sumber untuk menyusun suatu kisah sejarah disebut ilmu sejarah.
Ilmu-ilmu sejarah mempelajari seluruh ruang lingkup kehidupan manusia di masa lampau. Semua sumber mengenai kehidupan manusia dalam suatu masyarakat diteliti. Sumber-sumber itu meliputi :
1. Sumber lisan : keterangan langsung dari para pelaku sebagai saksi-saksi sejarah;
2. Sumber tertulis : prasasti, piagam, dokumen, babad, naskah, surat kabar, laporan, rekaman dan sebagainya;
3. Sumber-sumber benda : alat, senjata, patung, perhiasan, gedung dan hasil budaya lainnya.
Jadi ilmu sejarah berusaha mengungkapkan masa lampau berdasarkan sumber-sumber lisan, tertulis maupun sumber-sumber yang berupa benda.
2. Apakah Prasejarah
Penelitian sejarah dilakukan sejak adanya manusia. Masa lampau manusia ada yang meninggalkan sumber tulisan dan ada yang tidak. Masa ketika belum ada tulisan disebut prasejarah.
Jika jaman prasejarah negeri kita ambil satu masa, maka jaman sejarah dapat dibagi menjadi 3 masa. Sejarah Kebudayaan Indonesia dapat dibagi menjadi 4 masa, yaitu :
1. Jaman prasejarah
Sejak dari permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-3 Masehi
2. Jaman purba
Sejak dari datangnya pengaruh India pada abad-abad pertama tarikh Masehi sampai lenyapnya kerajaan Majapahit sekitar tahun 1500 M
3. Jaman madya
Sejak datangnya agama dan pengaruh Islam menjelang akhir Majapahit sampai akhir abad ke-18
4. Jaman baru (modern)
Sejak masuknya anasir-anasir Barat dan tehnik modern pada kira-kira tahun 1900 sampai saat ini.
3. Pembagian Jaman Prasejarah
1. Arkaikum : jaman tertua, berlangsung kira-kira 2500 juta tahun. Kulit bumi masih panas sekali. Belum ada tanda-tanda kehidupan;
2. Palaeozoikum : jaman hidup tua berlangsung kira-kira 340 juta tahun. Sudah ada tanda-tanda kehidupan mulai dari binatang terkecil yang tidak bertulang belakang sampai pada jenis ikan dan permulaan amfibi dan reptil. Dinamakan juga jaman primer (pertama);
3. Mesozoikum : jaman hidup pertengahan (jaman sekunder) berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Kehidupan di bumi makin berkembang. Binatang-binatang mencapai bentuk yang besar sekali misalnya dinosaurus dan atlantosaurus. Jenis burung sudah mulai ada. Tetapi sesungguhnya jaman ini adalah jaman reptil karena jenis binatang yang paling banyak adalah jenis reptil.
4. Neozoikum atau Kainozoikum : jaman hidup baru berlangsung kira-kira 60 juta yang lalu sampai kini. Keadaan bumi semakin baik, kehidupan berkembang dengan pesat. Jaman ini dibagi menjadi :
1. Tertier : binatang raksasa semakin berkurang. Binatang menyusui, beberapa jenis monyet dan kera mulai hidup.
2. Kuarter : berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu. Jaman ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
a. Kala Plestocin : manusia mulai muncul di muka bumi, berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10.000 tahun SM. Pada masa ini terjadilah perluasan lapisan es di kutub
b. Kala Holosin
4. Jaman Batu
Alat-alat dibuat dari batu meskipun tidak disangsikan ada juga alat-alat yang terbuat dari kayu atau bambu, tetapi bekas-bekasnya tidak ada sama sekali.
Jaman Batu dibagi atas :
1. Palaeolithikum atau jaman batu tua. Sebagai ciri jaman ini : alat-alat dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dihaluskan. Orang belum bertempat tinggal tetap, masih mengembara. Jaman ini berlangsung lama sekali yaitu selama jaman geologi pleistocen atau diluvium (jadi kira-kira 600.000 tahun SM). Pembagian jaman selanjutnya jatuh dalam jaman geologi holocen atau alluvium.
2. Mesolithikum atau jaman batu tengah. Alat-alat jaman ini masih menyerupai alat-alat palaeolithikum. Orang sudah mulai bertempat tinggal tetap.
3. Neolithikum atau jaman batu muda. Alat-alat batu sudah diasah dan diupam. Mulai dikenal tembikar dan tenunan. Orang sudah bertempat tinggal tetap dan bercocok tanam.
5. Jaman Logam
Adalah saat orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam yang ternyata lebih kuat dan lebih mudah dikerjakan daripada batu. Kebudayaan manusia sudah jauh lebih tinggi di jaman logam daripada di jaman batu.
Jaman logam dibagi atas :
1. Jaman tembaga : orang menggunakan tembaga sebagai bahan pembuatan alat-alatnya. Tembaga hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (juga di Indonesia) tidak didapatkan jaman tembaga.
2. Jaman perunggu : Alat-alat dibuat dari pencampuran tembaga dan timah sehingga menghasilkan perunggu yang lebih keras daripada tembaga.
3. Jaman besi : orang telah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Jaman besi ini adalah jaman terakhir dari prasejarah.
6. Manusia dan Budaya
Dalam arti terbatas, kebudayaan adalah pikiran, karya dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Dalam arti yang amat luas, kebudayaan adalah totalitas pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar.
Manusia dan kebudayaan adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Untuk melangsungkan kebudayaan, diperlukan pendukung yaitu manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pengalaman budaya satu generasi diwariskan kepada generasi berikutnya. Dengan demikian maka perjuangan hidup manusia dapat berlangsung terus dan budaya dikembangkan terus dalam usaha manusia menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Warisan budaya yang sebenarnya adalah warisan pengalaman hidup yang tidak hanya diperoleh dari nenek moyang sendiri tetapi juga dari kelompok-kelompok lain yang terus berkembang baik dalam kemampuannya untuk menyelenggarakan kehidupan dalam besaran kelompok hingga tercipta aturan-aturan dan nilai-nilai dalam masyarakat yang bertujuan menjamin kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Jika tidak terdapat aturan dan nilai yang ditaati oleh anggota maka masyarakat akan punah.
7. Konsep Kebudayaan
Bila kita memperhatikan suatu masyarakat, maka dapat dilihat bahwa para warga mempunyai sifat-sifat individual yang berbeda akan memberi reaksi yang sama pada gejala-gejala tertentu. Reaksi yang sama disebabkan karena mereka memiliki sikap-sikap umum, nilai-nilai dan perilaku yang sama. Dalam anthropologi budaya, hal-hal yang sama itu dinamakan kebudayaan. Jadi kebudayaan adalah hal-hal yang dimiliki bersama dalam suatu masyarakat tertentu.
Ralph Linton mendefinisikan kebudayaan adalah seluruh cara hidup masyarakat termasuk bagian yang dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Bagi seorang ahli ilmu sosial, tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudayaan. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.
Kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap dan hasil kegiatan manusia yang khas dalam suatu masyarakat. Kita masing-masing dilahirkan dalam suatu kebudayaan yang pengaruhnya sangat kuat terhadap cara hidup serta cara berlaku yang akan kita ikuti selama hidup.
Kebudayaan merupakan cara berlaku yang dipelajari. Kebudayaan tidak tergantung dari transmisi biologis atau warisan melalui unsur genetis. Semua manusia dilahirkan dengan tingkah laku yang digerakkan oleh naluri yang tidak termasuk bagian dari kebudayaan.
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
1. Penelitian Manusia Purba
Sejak abad ke-18 para ahli dari luar negeri tertarik untuk mengadakan penelitian manusia purba di Indonesia. Peneliti pertama adalah seorang dokter Belanda yang bernama DR. Eugene Dubois. Di Trinil Kabupaten Ngawi pada tahun 1889, dia berhasil mendapatkan tengkorak manusia purba pertama kali yang diberi nama Pithecanthropus erectus. Penelitian ini sangat menggemparkan dunia sehingga banyak ahli mengadakan penelitian di mana-mana untuk mencari manusia purba.
Satu team yang dipimpin oleh Nyonya Selenka mengadakan penelitian di Trinil tapi tidak menemukan apa-apa. G.H.R. Von Koenigswald mengadakan penelitian pada tahun 1931-1933 dan menemukan tengkorak manusia purba di Ngandong kabupaten Blora. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh orang Indonesia yaitu Prof.Dr.T.Jacob di daerah Sangiran meluas sampai sepanjang aliran Bengawan Solo.
2. Jenis-jenis Manusia Purba
a. Meganthropus
Von Koenigswald menemukan rahang bawah dan rahang atas pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran. Temuan ini adalah sisa dari Meganthropus palaeojavanicus. Meganthropus ini diperkirakan hidup pada 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu. Meganthropus mempunyai rahang yang kuat dengan badan yang tegap. Mereka hidup dengan mengumpulkan terutama tumbuh-tumbuhan.
b. Pithecanthropus
Species inilah yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi tubuhnya kira-kira 165 – 180 cm. Jenis-jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Solunsis dan Pithecanthropus Erectus. Tonjolan kening pada tengkorak Pithecanthropus tebal dan hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. Hidup di antara 2,5 sampai 1,5 juta tahun yang lalu dan memakan segalanya. Mereka hidup berkelompok, berburu dan mengumpulkan makanan.
c. Homo
Fosil homo ditemukan di Wajak. Homo mempunyai tinggi tubuh antara 130 – 210 cm dengan berat badan kira-kira 30 – 150 kg. Mukanya lebar dengan hidung yang masih lebar, mulut dan dahi masih menonjol meskipun tidak seperti Pithecanthropus. Hidup antara 25 – 40 ribu tahun yang lalu. Tempat temuan yang lain di Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina) dan Cina Selatan. Dibanding dengan yang lainnya, homo sudah mengalami kemajuan. Mereka telah membuat alat-alat dari batu dan tulang. Hasil buruan dan jenis umbi-umbian sebagai makanannya telah dimasak menunjukkan kemajuan dalam cara berpikir.
MASA BERCOCOK TANAM
1. Kehidupan Manusia
Pada tahap terakhir masa berburu dan mengumpulkan makanan, mulai ada kelompok-kelompok manusia yang tidak sepenuhnya mengembara lagi. Mereka bertempat tinggal untuk waktu yang cukup lama di suatu tempat. Kemampuan mereka untuk menyelenggarakan hidup sudah mencapai suatu yang memungkinkan tumbuhnya pola baru. Pola ini berpokok pada kemampuan mengadakan persediaan makanan yang cukup hingga mereka tidak perlu selalu mengembara untuk memperoleh makanan.
Kemampuan mengadakan persediaan makanan menyangkut kemampuan mengadakan sendiri bahan makanan yang diperlukan yaitu dengan produksi atau kemampuan menyimpan bahan makanan hingga dapat bertahan lama. Kemampuan menyimpan bahan makanan hingga jangka waktu yang lama menyangkut teknik pengawetan misalnya daging binatang buruan diawetkan dengan menjemurnya.
Bersama dengan kemampuan mengadakan persediaan makanan, berkembang pula kemahiran untuk membuat wadah. Pada masa ini orang mulai membuat wadah dari tanah liat yang dibakar. Kemampuan membuat wadah berupa gerabah menyebabkan mereka mempunyai berbagai alat untuk menyimpan bahan makanan dan tentunya juga mempengaruhi cara memasak makanan.
Setelah orang berpengalaman membuat gerabah maka mutu gerabah itupun diperbaiki dengan menggunakan berbagai campuran. Perbaikan mutu itu dilakukan pula dengan perbaikan cara membakar gerabah. Selain itu gerabah pun dihias berbagai pola hias dan warna. Salah satu jenis hiasan pada gerabah ialah hiasan anyaman. Para ahli mengambil kesimpulan bahwa pada taraf bercocok tanam ini orang mulai dapat menenun.
Cara bercocok tanam pada masa itu adalah dengan berhuma yaitu dengan membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur lagi mereka pindah ke bagian hutan lain dan mengulangi pekerjaan membuka hutan dan demikian seterusnya. Alat-alat batu masa ini sangat bagus buatannya. Alat-alat tersebut diupam hingga halus bahkan banyak yang dibuat dari batu indah misalnya kalsedon, batu api dan batu-batuan berharga lainnya.
2. Alat Batu, Gerabah dan Perhiasan
Beliung persegi adalah sebuah alat dari batu yang garis irisan melintangnya memperlihatkan sebuah bidang berbentuk segi panjang. Ada yang berukuran 20 cm dan ada yang berukuran 2,5 cm dari mata hingga pangkal. Beliung persegi adalah alat budaya pemandu untuk masa bercocok tanam di daerah Indonesia bagian barat. Alat budaya pemandu adalah alat hasil suatu budaya yang dapat dijadikan ciri khusus dari budaya di seluruh Indonesia.
Selain beliung banyak pula ditemukan papan-papan batu. Papan-papan itu tidak lain adalah beliung yang belum diupam. Benda-benda ini ditemukan dalam jumlah besar di suatu tempat yang rupanya adalah tempat bahan beliung batu. Kemudian papan-papan batu itu diperdagangkan. Pembeli akan mengupamnya dengan cara menggosokkannya pada sebilah bambu jenis keras dengan air sebagai pelicin. Beliung persegi ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Juga ditemukan di Semenanjung Malaka dan daratan Asia Tenggara.
Kapak lonjong adalah sebuah alat dari batu dengan garis penampang memperlihatkan sebuah bidang yang berbentuk lonjong. Pada umumnya kapak lonjong dibuat dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman dan diupam. Daerah penyebaran di Indonesia adalah di Kepulauan Maluku, Irian Jaya dan sebagian di Sulawesi Utara. Juga terdapat di Kepulauan Filipina, Taiwan dan Cina.
Mata panah merupakan alat berburu yang sangat penting dan terbuat dari batu yang tidak diupam. Ada dua macam mata panah yaitu yang bersayap dan yang tidak bersayap. Banyak ditemukan di gua-gua tempat peristirahatan para pemburu.
Gerabah adalah benda pecah belah dari tanah liat yang dibakar. Ada gerabah yang digunakan sehari-hari dalam rumah tangga dan ada pula gerabah yang diciptakan untuk keperluan upacara.
Sejak jaman prasejarah, manusia sudah mengenal perhiasan. Pada umumnya bahan untuk membuat hiasan adalah bahan-bahan yang mudah di dapat di sekitar tempat tinggal.
3. Bangunan Megalit
Bangunan megalit adalah bangunan-bangunan yang dibuat dari batu-batu besar dan digunakan dalam hubungan dengan kepercayaan. Bangunan ini dibangun untuk kepentingan penghormatan dan pemujaan roh nenek moyang. Jenis-jenis megalit adalah menhir, dolmen, sarkofagus, kubur peti batu, punden berundak, waruga dan arca.
Menhir adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang. Ada menhir yang berdiri tunggal di suatu tempat dan ada pula yang terdiri dari suatu kelompok. Menhir ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Dolmen digunakan sebagai peti mayat sehingga ditemukan tulang-tulang manusia disertai dengan periuk, gigi binatang, porselen dan pahat dari besi. Ada juga dolmen yang digunakan sebagai meja untuk meletakkan sesajian. Dolmen terutama ditemukan di Jawa Timur.
Sarkofagus dianggap sebagai peti mayat dan di dalamnya ditemukan tulang belulang manusia bersama bekal kuburnya. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan dianggap sebagai benda keramat.
Kubur peti batu dibuat dari lempengan batu yang disusun menjadi peti. Kubur peti ini banyak ditemukan di daerah Kuningan Jawa Barat.
Punden berundak merupakan tempat pemujaan. Bangunan ini merupakan susunan batu yang disusun berundak-undak. Antara lain ditemukan di Lebak Sibedug daerah Banten Selatan.
Waruga adalah kubur batu berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari batu utuh. Banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
Arca-arca megalit menggambarkan binatang dan manusia. Binatang yang digambarkan ialah gajah, kerbau, harimau dan monyet. Untuk membuat arca dipilih batu yang bentuknya mirip dengan arca yang akan dibuat. Arca ditemukan antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
MASA PERUNDAGIAN
1. Kehidupan Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi pada masa ini menampakkan kemajuan karena masyarakat sudah mampu mengolah logam. Masyarakat menampakkan ciri-ciri suatu masyarakat yang teratur karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat. Pembagian kerja bukan hanya meliputi pembuatan alat dari logam tetapi juga dalam bidang-bidang lain. Walaupun pada masa ini telah dikenal logam tetapi alat-alat dari batu masih memegang peranan yang sangat penting.
Masa perundagian ini sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia. Peninggalan-peninggalan prasejarah masa ini menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang telah tumbuh pada masa itu. Benda-benda seni dan upacara menunjukkan kemahiran perundagian yang tinggi. Kehidupan masyarakat sudah teratur dan secara ekonomis cukup baik. Masyarakat sudah mengenal perdagangan yang dapat dilihat dari ditemukannya ragam hias pada benda-benda perunggu yang jelas memperlihatkan pengaruh budaya yang juga berkembang di daratan Asia Tenggara.
2. Alat-alat Masa Perundagian
Suatu kemahiran yang baru pada masa ini adalah kepandaian menuang logam. Teknik peleburan logam merupakan suatu tingkat teknik yang tinggi. Logam harus dipanaskan hingga mencapai titik leburnya kemudian dicetak menjadi perkakas-perkakas yang diperlukan.
Nekara perunggu ada yang mempunyai ukuran besar dan kecil. Nekara di Pejeng, Bali mempunyai garis tengah 160 cm dan tinggi 198 cm. Pola hias pada nekara bermacam-macam, antara lain pola bintang, pola geometrik, gambar burung, gambar gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau dan gambar orang. Banyak ditemukan di Kepulauan Nusa Tenggara, Bali, Maluku, Selayar dan Irian Jaya. Di Indonesia bagian timur dan Nusa Tenggara terdapat benda yang bentuknya seperti nekara tetapi lebih kecil yang disebut moko.
Kapak perunggu berbentuk seperti pahat, jantung ataupun seperti tembilang. Pola hiasan pada kapak perunggu ialah pola topeng, mata dan pola geometrik. Tipe kapak perunggu dari rote adalah tipe kapak yang indah bentuknya.
Bejana perunggu adalah sebuah benda yang bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Satu ditemukan di Madura dan satu di Sumatera.
Arca-arca perunggu berbentuk macam-macam. Ditemukan di Bangkinang (Provinsi Riau), Lumajang dan Bogor dengan ukuran 5 -15 cm.
Banyak perhiasan dari perunggu yang ditemukan di Bogor, Bali dan Malang. Perhiasan-perhiasan juga ditemukan sebagai bekal kubur.
Jenis-jenis alat yang terbuat dari besi antara lain mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata tembilang, mata pedang, cangkul dan tongkat. Ditemukan di Gunung Kidul (Jogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung Jawa Timur.
Pembuatan gerabah mengalami kemajuan pesat.Kegunaan gerabah semakin meningkat sehingga diperjual belikan. Cara-cara pembuatan gerabah pada masa ini lebih sempurna daripada di masa bercocok tanam. Masa perundagian adalah masa perkembangan pesat dari berbagai kemahiran membuat alat. Gerabah pada masa ini ditemukan di Buni (Bekasi), Gilimanuk (Bali), Kalumpang (Sulawesi Tengah), Melolo (Sumba), Anyer (Jawa Barat), Bogor (Jawa Barat).
Pada jaman prasejarah manik-manik telah dipakai sebagai perhiasan. Pada masa ini manik-manik dibuat dari berbagai jenis bahannya. Ditemukan di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor dan Buni.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengapa pada masa perundagian, alat2 dari batu masih memegang peranan penting?
BalasHapus